"Penerbangan dua jam lima belas menit," ujar Steaven.
"Ouh," Rezqi mengangguk-angguk. "Langsung kan, ya?"
"Ho-oh," sahut Steaven lagi. "Gue nggak suka transit-transit, nambah-nambahin capek doang."
"Bagus deh."
"Ntar nih," lanjut Steaven pula. "Kita landing di Bandara Internasional Komodo. Nah, dari sana kita naik mobil ke arah barat ke lokasi dermaga, gua udah pesan penginapan di kawasan itu."
"Terus," tanya Ambar pula. "Rencananya gimana nih?"
"Bener, bener, bener," sahut Jong pula. "Gue belum denger sama sekali tuh planning elu gimane, Steave?"
"Kurang lebih jam dua-an kita nyampe nih," ujar Steaven. "Ke hotel, istirahat. Habis itu kita nikmatin dulu aja suasana di kawasan dermaga itu."
"Hotel apa penginapan?" tanya Dinda pula.
"Yaa, sama ajalah itu mah," kekeh Steaven pula.
"Beda dong," tukas Dinda.
"Iya, iya," sahut Steaven lagi. "Gua pesennya hotel. Dan… cuman untuk dua malam aja, sih."
"Hee?" semua kening berkerut dan pandangan tertuju ke arah Steaven.