"Nah, nah, nah…" sahut Jong. "Ape aye bilang, Bang? Kan dah kejadian. Pasti nular tuh sedengnya si Dinda."
"Aah, enggak," ujar Bintang, lalu berdeham beberapa kali demi mengusir rasa serak di tenggorokan. "Cuman kepikiran aja, sih."
"Apaan tuh?" tanya Ambar yang ingin mengetahui lebih jauh perasaan laki-laki itu terhadap Dinda tentunya.
"Kepo amat sih lu, Mbar?" Rezqi mendelik, namun lagi-lagi mendapatkan tepukan di paha kanannya dari Ambar yang secara tidak langsung memintanya untuk diam saja. "Huu…!"
"Pasti kepikian aku terus, kan?" ujar Dinda sembari menggigit-gigit ujung kukunya memandang Bintang.
Bintang tersenyum dengan sedikit gelengan kepala menyaksikan betapa manjanya gadis di sampingnya itu. Untung saja ia bisa menahan diri, kalaulah tidak, jika mereka berdua saja yang berada di dalam mobil itu sekarang, Bintang sendiri ragu ia akan bisa menahan diri jika dipancing dengan kemanjaan yang serupa.
"Yaa…" ujar Bintang kemudian. "Bingung aja, sih, sebenarnya."