"Ya udah," kata Dinda kemudian. "Kamu sambut sana!"
"Sorry ya, Din, gue tinggal bentar."
"Iya…"
Rezqi pun akhirnya bangkit, lalu melangkah mendekati Pak Ben yang baru saja memasuki Beranda Laut dan akan menuju ke sisi kanan. Sebelumnya, Pak Ben belum melihat keberadaan Rezqi di beranda yang sama karena terhalang gundukan-gundukan yang dibentuk seperti batu karang di lautan.
"Pak Ben," sapa Rezqi dari arah belakang laki-laki tersebut.
"Eeh, Rezqi." Keduanya pun bersalaman. "Sudah nunggu lama?"
"Aah, belum kok, Pak," Rezqi tersenyum mengangguk. "Paling juga baru sepuluh menitan."
"Aah," Pak Ben mengangguk-angguk. "Ya sudah, kita duduk di sana saja, gimana?"
"Saya ngikut apa kata Pak Ben saja."
Mereka pun melangkah ke sisi kanan Beranda Laut, Dinda yang berada di sisi kiri memerhatikan kedua laki-laki itu. Dara itu tersenyum manis, ada sebaris doa yang terbersit di dalam hatinya akan harapan pada sahabatnya tersebut.
