"Bye, Hon," ujar Amia seraya bergerak ke arah pintu. "Pak Ben."
"Hati-hati," kata Rezqi pula.
Kembali pandangan pemuda tersebut beralih pada Pak Ben. Sang direktur utama terkekeh geleng-geleng kepala.
"Jangan kaku kayak gitu, Rez."
"Ma—af…" Rezqi menelan ludah.
Dan kini tinggallah Rezqi ditemani oleh Pak Ben.
Lalu pada siang harinya muncul pula Clara dan Heni, meski bukan di jam besuk namun kedua orang itu tetap bisa masuk dan membesuk Rezqi. Semua tidak terlepas dari kehadiran Pak Ben di rumah sakit tersebut. Koneksi yang dimiliki laki-laki yang satu itu memang cukup luas, tidak sedikit yang kenal dengan Pak Ben di rumah sakit itu.
Rezqi tersenyum senang dan bersyukur, kehadiran orang-orang itu mendatangkan kebahagiaan tersendiri baginya, bahkan memunculkan semangat untuk segera pulih.
***