Benar, itu sama sekali tidak salah, pikir Shari. Semua orang yang meyakini akan konsep ketuhanan, tentulah akan meyakini segala hal yang terjadi di dunia ini atas izin dari Sang Maha Pencipta.
Hanya saja Shari cukup yakin bukan itu yang dimaksudkan oleh Daniel barusan itu. Lebih kepada harapan dan keinginannya sendiri tentang apa yang sebelumnya ia pinta.
Entah merasa kasihan ataupun memang merasakan hal yang sama dengan laki-laki itu, sehingga Shari tersenyum memandang wajah pria di hadapannya tersebut. Senyum itu memang tipis, nyaris tak terlihat, namun begitu manis seakan mengisyaratkan pada satu hal.
"Daniel," panggil gadis itu kemudian, "jangan bersedih seperti itu, dong."
Daniel tersenyum, lalu menggeleng lemah seraya menghela napas dalam-dalam.
"Kamu percaya cinta pada pandangan pertama?"
Daniel mengangkat wajah, menatap ke dalam bola mata di hadapannya. "Kenapa kamu bertanya seperti itu?"