"Bener, dong. Masa' pura-pura, sih?"
"Hemm," sahut Amia dengan gaya yang seolah tidak percaya sama sekali pada ucapan kekasihnya tersebut. "Kok nggak yakin, ya?"
"Kamu tenang aja, Mia," ujar Bi Ayu kemudian, lalu memandang Rezqi dengan sorot mata yang seperti hendak menghukum seseorang yang melakukan kesalahan. "Kalo sampai kamu nyakitin pacar kamu ini, Rez… Bi Ayu orang pertama yang bakal marahin kamu."
"Ouw…" Amia lalu memeluk Bi Ayu dengan sangat erat. "Makasih, Bi Ayu."
"Iya, iya…!" sahut Rezqi. "Curang… pake cari dukungan segala."
"Biarin!" balas Amia yang pelukannya semakin erat saja kepada Bi Ayu.
"Jodi jadi dapat ide brilian nih," sahut Jodi pula.
Semua mata tertuju pada remaja SMA itu.
"Ide apaan?" tanya Rezqi.
"Gimana kalo Kak Mia sekalian jadiin Bang Rezqi aja yang ngurusin perusahaan?" kata Jodi pula.
"Hee…?!" tentu saja hal itu terlalu konyol untuk didengar bagi Rezqi sendiri. "Ngaco elu, Jodi! Cuci muka sono ke kamar mandi!"