"Jangan bilang Kak Mia bakal—"
Amia tersenyum, lalu menggeleng dengan lemah. Bagaimanapun, ia dapat mengira apa yang sedang dipikirkan sang adik terhadap dirinya itu.
"Nggak," ujar Amia. "Kakak sama sekali nggak ada keinginan untuk berpindah keyakinan, Jodi. Kamu jangan curiga kek gitu."
"Jodi nggak curiga, kok," sahut remaja tersebut. "Cuman itu satu-satunya jalan yang kepikiran sama Jodi, agar Kak Mia bisa bersama Bang Rezqi selamanya. Lagian, kalaupun iya, Kakak mau pindah keyakinan, Jodi sih nggak keberatan. Apa pun untuk kebahagiaan Kakak, Jodi pasti dukung."
Amia nyaris saja melepas keharuannya dengan tangis membuncah, demi mengabaikan rasa itu ia pun kembali memeluk sang adik dari belakang.
"Jangan bilang kek gitu," ujar Amia dengan suara yang menjadi serak sebab keharuan yang menggunung atas perhatian sang adik.
