Jadilah Amia dan Ambar menuju deretan kantin di seberang jalan itu. Lagipula, suasana di sisi yang satu itu lebih mendukung. Terlihat tertata rapi dengan meja dan bangku-bangku yang tersusun di bawah-bawah pohon pelindung. Terlihat lebih menenangkan.
"Mbar, kamu temen deketnya Rezqi, kan?" tanya Amia seraya bertopang dagu dan pandangannya tertuju pada kuntum-kuntum bunga di dalam pot-pot besar yang berjejer di tengah-tengah taman.
Ambar menghentikan minumnya, melirik pada gadis jelita di hadapannya itu. Apa sudah terjadi sesuatu di antara dia dan Rezqi? Pikir Ambar pula. Tapi, setidaknya Ambar dapat meraba akan ada beberapa hal nantinya yang akan dipertanyakan gadis tersebut kepada dirinya.
"Udah tahunan kita bersahabat," ujar Ambar seraya meletakkan lagi gelas minuman itu ke atas meja. Ambar melipat kedua tangan di atas meja tersebut, menatap lurus ke wajah Amia, lalu tersenyum. "Kalau elu bermaksud mau menanyakan sesuatu ke gue soal si Rezqi, tanya aja."