"Kalau Babeh rido, dan Ayah juga merestui," ujar Irsyad dengan kepala yang kembali tertunduk. Bersemu dalam senyuman. "Insya Allah, saya terima sebab saya juga menyukai Shari."
"Alhamdulillah…" ujar Babeh Djaja dengan sangat girang.
Haji Qosim pun tentunya ikut merasa senang, sebab putra sulungnya itu ternyata menyukai Shari anak Babeh Djaja yang sebenarnya sangat diidam-idamkan oleh Haji Qosim untuk menjadi jodoh bagi Irsyad sendiri selama ini.
Begitupula halnya dengan Iwan, bagaimanpun, ia ikut senang dengan kebahagiaan yang dirasakan oleh Babeh Djaja sekarang itu, juga pada Haji Qosim dan Irsyad sendiri.
"Tapi," kata pemuda tampan itu lagi, "ada baiknya Babeh tanyain dulu sama Shari. Apa Shari juga punya perasaan kepada saya."
"Pasti, Syad," angguk Babeh Djaja dengan cepat. "Pasti gue tanyain pulang ntar. Ape perlu gue telponin tuh anak sekarang jugak nih?"