"Fair enough," ujar Clara kemudian.
"Terima kasih," sahut Rezqi dengan satu senyuman yang cukup canggung. "Jadi…?"
"Hemm… let say, nilai di antara kedua jumlah yang ditawarkan itu."
"Begitu, ya?" Rezqi tersenyum lagi, mengangguk-angguk ringan. "Tapi, saya lebih setuju dengan apa yang ditawarkan oleh Pak Ben."
"Kamu yakin?"
"Kenapa enggak?" tanya Rezqi balik. "Jujur saja, lima belas juta itu nilai yang sangat menggiurkan. Hanya saja, takutnya Bu Mia terlalu memandang tinggi saya, dan bila ternyata hasil yang saya berikan jauh dari kata cukup. Pastinya, hanya akan membuat saya menjadi malu saja nantinya."
Clara tersenyum lagi bahkan lebih lebar. Dia bahkan menyembunyikan kenyataan bahwa dia berusaha melindungi kekasihnya itu. Seharusnya, dengan hal yang ia sebutkan itu, tentu Amia sendiri juga akan menjadi malu, karena telah menggaji orang yang tidak kompeten sama sekali.