Tidak ada hal unik lainnya di dalam ruangan 3 x 5 meter persegi tersebut. Hanya meja dan set sofa itu saja. Sepertinya memang sebuah ruangan yang dimaksudkan sebagai ruang tunggu seseorang sebelum menemui sang direktur utama.
"Gimana, Rezqi. Merasa sehat setelah pulang liburan?"
Ditanya demikian, Rezqi hanya bisa mengangguk tersenyum.
"Siap bekerja hari ini?" tanya Pak Ben lagi. Lalu mengeluarkan ponselnya.
"Insya Allah, Pak. Saya siap."
"Good," Pak Ben mengangguk-angguk. "Sebentar," ujarnya, dan kemudian menghubungi seseorang lewat ponselnya tersebut. "Hen."
"Iya, Pak," balas Heni pula.
"Tolong bawain berkas kontrak kerja ke sini."
"Baik, Pak."
Heni langsung meninggalkan mejanya, memasuki sebuah ruangan di sisi kiri yang bersebelahan dengan kantor Pak Ben. Ia terus melangkah menuju satu kabinet, menarik keluar sebuah laci, lalu mengambil satu berkas tebal. Setelah memilih sejumlah dokumen, Heni kembali memasukkan berkas tebal tersebut, dan menutup lagi laci itu.