Chereads / Tirai Penghalang / Chapter 145 - Kepada Tuhan Hati Meminta

Chapter 145 - Kepada Tuhan Hati Meminta

Amia tentu tahu pasti alasan di balik kekagokan sang kekasih, jadi ia tidak ingin meneruskan itu. Bisa-bisa ntar tuh laki-laki merajuk dan memutus sambungan telepon itu, pikirnya.

"Ada kabar apa nih," tanya Amia kemudian. "Malam-malam kek gini nelponin aku? Kangen, ya?"

Rezqi jadi tertawa lagi mendengar hal tersebut. "Yaa, gimana, ya?" ujarnya seraya menggaruk kepala.

"Ouh, gitu?" sahut Amia berpura-pura merajuk. "Jadi kamu nggak kangen aku. Oke."

"Eeh, bu—bukan," sahut Rezqi dengan cepat. "Bukan gitu maksud aku, kok. Sumpah, deh."

"Berarti kangen, nih?"

"I—iya."

"Kok nggak yakin, gitu?"

"Astaga…" lagi-lagi Rezqi tertawa halus karenanya. "Sungguh, aku kangen, kok. Tapi, ada hal lain juga yang sekalian aku mau omongin sama kamu."

"Aah, makasih," sahut Amia. "Paling enggak, kamu udah jujur. Terus, soal apa?"

"Soal besok."

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS