"Bener?" tanya Amia seraya kedua tangan langsung bergelayut di kedua bahu laki-laki tersebut.
Rezqi mengangguk dalam keadaan yang kembali canggung, sebab tubuh depan gadis tersebut pastinya jadi menggencet tubuh depannya juga.
Dan saat Rezqi bermaksud untuk menghindari itu dengan bergeser ke belakang, Amia justru memeluknya begitu saja. Sehingga, hal ini membuat Rezqi menjadi serbasalah. Rezqi cukup tahu, bahwa zaman sekarang ini berpelukan antara laki-laki dan perempuan yang saling memiliki perasaan khusus bukanlah hal baru. Contoh nyatanya saja, Dinda dengan Bintang tadi.
Hanya saja, karena selama ini ia tidak terbiasa dipeluk orang, terutama perempuan, jadilah kekakuan itu semakin kentara. Bahkan, Ambar dan Dinda yang merupakan sahabat dari masa sekolahnya saja sangat-sangat jarang bisa dapat memeluk Rezqi.
"Ya—ya udah," ujar Rezqi kemudian, sementara ia tahu pasti banyak mata yang sekarang ini melirik kepadanya.