"Alhamdulillah, Shari!"
Babeh Djaja yang duduk di atas ranjang rumah sakit sisi kanan tersebut langsung memeluk sang buah hati dengan segala penyesalan sebab ia merasa gagal menjaga anaknya tersebut.
"Ya Allah, makasih yaa Allah," ujar Babeh Djaja lagi dengan suara gemetar dan harus yang luar biasa.
"Babeh…" pelukan Shari pada sang ayah pun semakin erat, terlebih lagi ia masih bisa mengingat wajah sang ibu di depan matanya.
Di dalam kamar di sebuah rumah sakit itu, hadir pula Sulaiman si anak kedua dalam Babeh Djaja. Ia tersenyum kala tatapannya beradu pandang dengan sang adik, sembari memijit-mijit pelan kakinya.
"Sebentar, Pak…"
Seorang dokter wanita meminta Babeh Djaja untuk menjauh dari sang anak sebab ia ingin memastikan kondisi gadis itu sendiri terlebih dahulu. Babeh Djaja pun segera memberi ruang bagi sang dokter.
Setelah memeriksa tekanan darah, denyut jantung, dan pupil mata anak gadis Babeh Djaja tersebut, sang dokter pun berkata.