Lagi-lagi pertanyaan Amia itu membuat Rezqi terdiam untuk beberapa detik. Bagaimanapun, Rezqi merasa harus memikirkan baik-baik setiap kata yang akan ia ucapkan pada gadis itu. Atau semua bisa saja akan menjadi satu penyesalan untuk dirinya sendiri, nanti. Lebih-lebih, ia belum mengenal pasti gadis tersebut, meski seiring itu asa dan keinginan di dalam hatinya kian tumbuh dengan sangat suburnya.
"Jangan meminta hal yang sebenarnya tidak kamu inginkan," ujar Rezqi kemudian dengan suara yang begitu tenang. "Atau mengatakan sesuatu yang sebenarnya hanyalah sekadar gurauan. Takutnya, nanti kamu bisa melukai perasaan orang lain, atau malah menjadi terluka sendiri."
Untuk kali ini, ucapan Rezqi tersebut benar-benar membuat Amia berpikir lebih dalam lagi. Semua yang dikatakannya adalah satu kebenaran, pikir gadis tersebut. Lalu, apa memang ini yang ia inginkan sesungguhnya? Atau benar kata laki-laki yang satu ini jika semuanya hanyalah gurauan semata?