Rezqi tersenyum mendengar itu, lalu melirik gadis tersebut. Untuk kesekian kalinya tatapan mereka saling beradu.
"Naah," ujar Amia lagi sembari mengedipkan sebelah matanya. Rezqi menunduk lagi. "Gitu dong."
"Eeng… Jodi gimana kabarnya?" tanya Rezqi yang kembali memandang ke arah Amia, lalu menelan ludah.
Sialan! Maki Rezqi di dalam hati. Sisa-sisa air laut yang sudah mengering di rambut dan kulit tubuh gadis itu yang tidak tertutup seolah butir-butir halus dari berlian yang berkilauan hingga membuat pandangan membesar saking terpesonanya.
Dan Rezqi benci itu, sebab lagi-lagi ia harus menundukkan pandangannya. Bukan saja karena akan menjadi sebuah dosa baginya—lebih-lebih menikmati semua itu dengan terlena—namun karena ia tidak ingin dianggap tidak sopan karena lancang. Itu saja.
Suara tawa halus nan merdu dari gadis itu menggelitik mesra pendengaran Rezqi.
"Gimana aku bisa tahu?" ujar Amia balik bertanya. "Kan aku di sini."
"Eeh, itu…" Rezqi menggaruk kepalanya.