"Yeah," ujar Amia, lantas berencana untuk meninggalkan Daniel di sana sendirian seperti semula. "Memang begitu rencananya. Bye Daniel…"
"Hey, hang on a second."
Daniel pun berusaha menyusul gadis itu, dan ia berhasil. Kini ia melangkah santai di samping kanan Amia.
"From what I've seen," kata laki-laki bule itu kemudian. "You need a companion."
"Should I?" tanya Amia pula, lalu menyembunyikan tawa halusnya dengan punggung tangan.
"Well," Daniel tersenyum lebar, menyimpan kedua tangan ke dalam saku depan celana pendeknya itu yang berwarna krem. "I think you should," lanjutnya seraya mengendikkan bahu.
"Dasar laki-laki," gumam Amia setengah tak terdengar.
Daniel terkekeh entah ia mendengar dan memahami ucapan gadis di sampingnya itu, atau karena keadaan yang sedikit canggung tersebut, yang jelas ia terkesan menyangkal ucapan dari Amia barusan.
"Anyway," kata Daniel kemudian. "What's the plan?"