Andai aku perancang takdir, mungkin sudah kugariskan cintaku dan cintamu bersatu. Andai aku bisa mengendalikan waktu, mungkin sudah putar ulang hari agar kau bisa kumiliki_Khanza_
***
Khanza menganga melihat kepulan asap menghiasi belakang sekolah. Menghirup bau, ia bisa mengenali harum nikotin yang terbakar di sana.
Melangkah lebar, gadis cupu itu hilang kendali diri kala melihat orang yang sejak tadi ia cari justru sedang santai dengan batang rokok di sela tangannya. Merebut benda tersebut, Khanza tak membiarkan Arif menyulut lagi batang-batang berbahaya itu.
"Apa-apaan, sih!" bentak lelaki itu tak terima kala ketenangannya direbut si gadis cupu. Lantas menyambar rokok di tangan Khanza, mata Arif semakin menajam kala gadis itu menyimpan benda kecil tersebut ke belakang punggungnya.
Walau resikonya ia akan bersitegang dengan Arif, Khanza tidak akan mengalah untuk kali ini. Ia akan maju demi kebaikan Arif sendiri nantinya.
"Sini!" marah Arif.