Melampiaskan jeritan hati yang meminta tenang, aku pun memberanikan diri meminta maaf dan memaafkan. Damai dalam sanubari, ketika masalah sudah terhenti. _Arif_
***
"Gue minta maaf."
Hati Khanza sontak bergetar ketika mendengar Arif mengucapkan kata maaf kepada Faizal. Mematung di depan pintu, suasana haru pun muncul di kalbu. Dua orang lelaki yang sejak kemarin selalu bersitegang kini sudah memutuskan untuk berteman.
Aku bangga sama kamu Rif, batin Khanza. Dan kamu Fa, kamu tetap sahabat masa kecilku, orang yang selalu suka kedamaian.
Terus menyaksikan semuanya, Khanza pun tak sadar kalau mereka sudah saling merangkul dan berjalan menuju pintu.
"Khanza," ujar Arif yang melihat lebih dulu sang teman dekat berdiri di ambang pintu.
"Za, kamu kenapa?" Faizal menghampiri Khanza dengan sejuta khawatirnya. "Kamu nangis?" tanyanya sebab mata Khanza memancar berkaca-kaca.
"Ng-nggak." Mulut bisa bohong, tapi detetes air mata kebahagiaan telah lolos dari mata Khanza.