Takut?" tanya Faizal.
Anggukan Khanza mewakili jawaban iya.
"Sini." Menarik tangan yang tadinya dipeluk Khanza, Faizal lalu merangkul gadis tersebut.
"Jangan takut lagi, ada aku." Menepuk-nepuk bahu Khanza, ia pun menarik kepala sang sahabat agar menempel di bahu kanan.
Karena bersahabat sejak kecil, Khanza sudah biasa seperti itu dengan Faizal. Sejak dulu kalau mereka menonton film horor di rumah, maka hal yang sama pun akan terjadi.
Resah, gelisah, serba salah. Arif bagai tersengat aliran listrik melihat bagaimana dekatnya Faizal dengan Khanza. Sementara tadi, gadis cupu itu menarik tangan saat bersamanya. Tidak fokus pada film, Arif pun menggetukkan kaki ke lantai.
"Minum Yang?" Vera menyadari kegelisahan Arif, menawarkan minuman di tangannya pada sang kekasih. Siapa sangka kalau lelaki itu malah menyedot langsung dari tangan Vera.
