Walau langkah tertatih, tapi cintaku sungguh putih. Selalu ingin merajut kasih, jangan sampai nafsu membuat perih.
_Arif Saputra Wijaya_
***
"Au!"
"Maaf." Ringisan Khanza sontak membuat Arif terduduk. "Sakit ya, Yang? Aduh, kena kaki kamu, ya?" Memeriksa luka sang kekasih, pemuda itu meniup-niup dengan lembut. "Maaf, ya?"
Khanza justru terkekeh menanggapi. "Emang aku kena air panas ditiup-tiup gitu?" komentarnya.
Arif menggaruk tengkuk kepala, yang tadi hanya gerakan refleks karena merasa bersalah tanpa sengaja menyakiti Khanza.
"Habisnya kamu panas," jawab pemuda tersebut nyeleneh.
Semburat merah langsung tercetak jelas di pipi Khanza. Mencoba untuk bangun, sang kekasih sigap membantu ia duduk. Mencari posisi yang nyaman, Gadis cupu itu pun bersandar pada headboard ranjang.
"Sebentar." Arif memutari Ranjang Khanza untuk memunguti bantal, ia tumpuk jadi satu dan digunakan untuk mengganjal kaki sang kekasih yang bengkak. "Biar nggak tambah bengkak," ujarnya.
