Arif—pemuda tampan dengan jaket hodie maroon dan celana joger maroon itu pun diam-diam mengikuti Khanza dan Aldi, berulang kali menghempaskan napasnya. Bukan marah pada Aldi, dia malah kasihan dengan sang teman yang kelabakan meladeni sikap manja Khanza. Bagaimana tidak?
Sehabis naik Gajah, gadis cupu tersebut masih meminta naik Onta, dan menunggangi kuda pony. Tanpa merasa lelah, Khanza masih saja merengek pada teman kekasihnya.
"Kita sewa sepeda ya?" mohon Khanza.
"Gue lelah banget, Za," keluh Aldi yang merasa kakinya pegal sekali berkeliling sejak tadi.
"Ah, nggak asik. Jadi cowok kok lemah," hina Khanza. "Kalau gitu lo tunggu di sini, biar gue sepedaan sendiri."
Dan Aldi harus mengacak-acak rambut frustasi, dia semakin dekat dengan mati. Kalau Khanza sepedaan sendiri dan ada lelaki yang mendekati gadis cupu itu, maka dia yakin Arif akan menggantungnya di pohon tebu.
