Kasih dan sayang meruncing jadi cinta, hingga rindu selalu tercipta walau raga kita masih bersama. Tidak terbayang kalau nanti kamu tiada, apa aku sanggup membunuh sepi yang menghantui jiwa.
_Khanza Arisha_
Kau terus berjalan
Aku pun terus melangkah
Meski kita menapak di kota berbeda, tapi oksigen yang kita hirup tetap sama. Dan tujuan kita seia sekata.
_Arif Saputra Wijaya_
***
H-Hallo, Yah," sapa Arif.
"Jadi ada yang mau izin nggak jadi berangkat nih?"
Duar!
Bagai tersambar petir di siang hari. Mata Arif melotot sempurna pada sang kekasih di seberang sana. Bingung merangkai kata, tapi ia harus memberikan alasan tepat untuk Ayahnya.
"Kenapa?" bisik Khanza sangat pelan. Hanya bibir yang ia gerakkan agar Arif mengerti pertanyaan.
Menggaruk tengkuk, Arif benar-benar gugup. "Em ... n-nggak, Y-Yah. A-Arif j-jadi ke sana, kok." Ia tatap lekat Khanza, lalu ia jauhkan sesaat ponsel dari dirinya. "Ayah dengar obrolan kita tadi."