Riak air tak serta merta menghiburku. Baru beberapa detik kau tinggalkan diri ini, rindu sudah senantiasa menyelimuti. Cepatlah kembali, temani aku di sini.
_Dea_
***
Mulai Bosan. Dea menarik tangannya dari dalam danau, menoleh kebelakang, sang Kekasih belum juga usai dengan panggilan.
"Telpon siapa sih? kebiasaan banget ngejauh gitu," dumelnya.
"Wajar nggak, kalau aku jadi curiga apalagi cemburu? Sekarang 'kan dia pacar aku."
Semburat merah pun menghiasi pipi Dea. Menyebut kata 'pacar' rasanya ia tidak menyangka, kalau hubungan gantung antara mereka sudah usai berlalu dan jelas adanya.
"Hayo, ngelamunin apa?"
Randra sudah selesai dengan urusannya. Mengulurkan tangan, ia membantu Dea untuk berdiri. Melihat wajah masam Gadis bar-bar itu, ia sebenarnya peka dengan rajukan sang Kekasih.
"Jangan cemburu, aku hanya nelpon teman aku," jelas Randra.