Dengan memakai jeans dan hodie hitam tanpa penutup kepala, Arif menyambar kunci motor dan ponselnya. Siap menjemput sang kekasih tercinta yang mengatakan juga sudah siap menunggu di rumahnya.
[Ini mau jalan Sayang, sabar dulu ya?]
Brum-brum-brum!
Langit malam terlihat kelam tanpa adanya bintang, cahaya bulan juga terhalang awan-awan kegelapan. Kilat putih masih sesekali terpancar membelah langit, tapi untunglah hujan sudah tidak lagi turun membasahi bumi. Menaiki lagi motor kesayangannya, Arif teringat kembali saat pertama kali berjumpa dengan gadis cupunya. Dengan motor sama yang sedang dinaikinya, dia ditabrak mobil keluarga Khanza.
Siapa sangka cinta hadir diantara kita, Za. Aku yang dulu hanya mencoba membuka hati untuk berteman, tahu-tahu menyimpan rasa terdalam, batin Arif.