Kring-kring-kring!
Bel istirahat telah berbunyi, buru-buru Dea membenahi alat tulisnya. Ia ingin segera menyusul Randra yang masih beristirahat di UKS. Sungguh selama pelajaran berlangsung, ia tidak bisa konsentrasi karena kepikiran lelaki kadalnya.
"Za, aku duluan ya? Nanti kita ketemu di kantin saja, sekalian aku ajakin Randra makan."
"Iya, De," sahut Khanza.
"Aku duluan juga ya, Za?" pamit Faizal yang buru-buru, bahkan alat tulisnya masih ada yang tertinggal di atas meja.
"Mau ke mana?" tanya Khanza pada lelaki yang sudah mencapai ambang pintu.
"Sakit perut!" Faizal benar-benar menghilang. Berlari setelah menyahuti Khanza.
"Kebiasaan," gumam gadis cupu itu seraya menggelengkan kepala. Beralih menoleh ke belakang, ia mendapati sang kekasih yang menunduk fokus pada benda pipihnya.
"Ehem!" dehem Khanza. "Serius banget, sih? Lagi chatan sama siapa?" selidiknya.
Arif lantas mendongak dan memberikan senyum termanisnya. "Ini lagi hapusin chat dari orang gila," sahutnya asal.
