"Hacuw!"
"Hacuw!"
"Hacuw!"
"Lo kenapa, Rand?" Arif yang baru sampai ke kelas melirik pada sang sahabat yang terlihat tidak biasa.
"Lo sakit, Rand? Muka lo pucat banget," imbuh Khanza. Sontak khawatir, gadis cupu itu pun menaruh tas di atas meja. Berdiri di samping meja sang kekasih ia mengulurkan tangan untuk menjangkau sahabat kekasihnya. Khanza hanya berniat mengecek suhu tubuh Randra saja. Namun urung terlaksana.
"Za," tegur Arif. Ia tidak suka Khanza menyentuh lelaki selain dirinya.
Randra sontak terkekeh saat Khanza menarik lagi tangannya. "Gue nggak apa-apa kok, Za. Cuma pilek saja, minum obat juga sembuh," terang Randra.
"Tapi muka lo pucat banget, Rand." Khanza benar-benar hanya sekedar khawatir sebagai teman. "Kita ke UKS ya?" ajaknya.
"Iya, Rand. Mending ke UKS," setuju Arif.
"Hacuw!" Lagi-lagi Randra bersin. "Gue nggak apa-apa, serius deh. Bentar lagi Dea pasti datang beliin gue obat sama minum."