Tak sanggup mengungkap sebuah rasa bersarang di dalam jiwa? Terima konsekuensi dengan terluka. Jika suatu hari ada cinta lain menyambutnya lebih dulu. Jangan sampai penyesalan itu tertinggal di kalbu-mu. _Story Randra dan Zia_
***
Motor Randra baru saja sampai di depan rumah Dea. Menggigil sebab mereka harus terpaksa menembus hujan yang masih menyisakan gerimis di sore menjelang senja. Jika tidak, maka sampai malam pun mereka masih terjebak di halte pinggir jalan.
"Hacuw!" Randra sampai flu.
Sepanjang perjalanan dua anak muda tersebut sama-sama bungkam dalam meresapi kedinginan selepas hujan. Meski Dea memeluk tubuh Randra, tapi angin tetap mencari celah membekukan tubuh keduanya.
"Brr! Dingin," keluh Randra.
Kini Dea turun dan berdiri dengan kaki bergetar di samping motor lelaki itu. "Iya dingin banget," setuju Dea.
"Hacuw!" Sekali lagi Randra mengeluarkan sesak yang menyerang hidungnya. "Gue langsung pulang ya, De?" pamit Randra.