"Malah yang aku lihat kamu yang akhir-akhir ini sering cemburu dan marah karena hal sepele dengan Arif."
Faizal masih melanjutkan nasehat senjanya. Tujuannya hanya satu, agar Khanza lebih baik menjalin hubungan dengan Arif.
"Wajarlah aku cemburu," bela Khanza. "Orang kamu tahu sendiri Arif itu segimana dikagumi para cewe di sekolah. Dia 'kan pacar aku. Masa aku biarin dia dikejar-kejar wanita melulu."
"Bukan mau dia, Za." Faizal masih kekeh membela Arif. "Itu resiko kamu sudah memilih pacaran dengan cowok populer di sekolah kita. Coba kalau kamu pacaran dengan Didi, nggak akan begini ceritanya. Nggak akan ada wanita yang ngejar-ngejar Didi. Malah dia yang akan selalu dekat-dekat sama cowok seperti Arif. Dan kamu nggak perlu cemburu setiap hari."
"Didi siapa?" Khanza menyatukan alisnya penuh tanya.
"Itu cowok kemayu di kelas kita."