"Ah! Sakit, Yang!" rengek Arif.
Khanza menghentikan pukulannya. "Biarin," sewotnya. "Siapa suruh kamu mukulin Sony sampai seperti itu," omel Khanza.
Satu capitan panas mendarat lagi di perut Arif. "Argh!" ringisnya.
Padahal Khanza tidak keras mencubitnya, hanya saja tangan gadis cupu itu mendarat tepat dibekas cubitan pertama tadi. "KDRT banget sih," celetuk Arif yang lantas menyingkap baju. Benar saja, ada bekas kemerahan di sana.
Khanza mengigit bibir bawahnya, baru sadar kalau ia sudah keterlaluan memperlakukan Arif. "Maaf," sesalnya.
Arif membenarkan seragamnya. "Nggak apa-apa, asal kamu jangan marah lagi," ujar Arif yang lantas duduk di samping ranjang Khanza, pegal juga kalau sejak tadi ia terus berdiri.
"Lagian siapa suruh Sony ganggu PACAR aku." Arif sengaja menekan kata 'pacar' di hadapan Khanza. Hingga menyebabkan pipi kekasihnya merah merona. Khanza membuang muka agar lelaki itu tak segera menyadarinya.