Sekian masa, sekian cerita telah kita lewati bersama. Dari pertemuan, permusuhan, dan sekarang entah apalagi nama hubungannya. Aku belum berani mendefinisikan ini bentuk cinta, sebab tidak ada sepatah kata dari kita berdua. Hanya sebatas pengakuan rindu sebab sejak pertama bertemu kita meninggalkan teka-teki di dalam kalbu.
"Sadar De." Gadis bar-bar tersebut menepuk pipinya. "Dia memang selalu seperti itu sama cewe, jangan sampai kamu menjadi korban kesekian," gumamnya.
Setelah mobil Randra tak terlihat lagi, Dea pun memasuki rumahnya, tapi tak bisa dipungkiri kalau ia menggenggam segenap rasa bahagia. Senyum mengembang terukir indah dari bibirnya, semburat merah tercetak jelas dari kedua pipi Dea.
Gue ciuman sama Randra? batin Dea saja rasanya masih belum percaya.