Terbakar bukan karena Api. Mengepul bukan karena asap. Perih bukan karena luka. Tapi rasa cemburu itu muncul begitu saja, saat aku tau ada orang lain yang memuja secuil indahmu saja._Arif Saputra Wijaya_
***
Mata Arif memerah menahan kobaran amarah. Melempar tas ke atas meja, pemuda itu pun duduk dan menelungkupkan wajah. Berbantalkan lengan sebagai penyangga agar tak terbentur langsung dengan meja.
"Rif." Panggilan Khanza tak membuat pemuda itu bergeming dari posisinya, bahkan sentuhan lembut sang kekasih tak mampu meluluhkan hati Arif saat ini.
"Hei, coba lihat aku," pinta Khanza yang tidak akan menyerah begitu saja. "Rif," panggil Khanza sekali lagi.
Akhirnya Arif bangun dengan malas-malasan. Menyandarkan punggung ke sandaran bangku, dia masih tidak mau menanggapi Khanza saat itu. Amarahnya masih menggebu, dadanya masih sesak menahan semua itu.