Arif berhasil menstabilkan mood Khanza di sekolah, bahkan sampai menjelang pulang gadis cupu itu sudah tak lagi membahas nama sang Kakak.
"Mang Usup sudah menunggu di depan Za." Arif menyambar tasnya, menunggu gadis cupu tersebut yang belum selesai mengemas barang-barangnya.
Mendengkus kasar. Khanza memajukan bibir bawahnya. "Padahal aku malas banget pulang ke rumah Rif," adu Khanza.
"Masa malas sih, 'kan sama aku pulangnya?"
Ah iya juga. Khanza sampai lupa, toh Arif masih dilarang sang Papa untuk pulang ke rumahnya. "Ya sudah kita pulang yuk, kasihan Mang Usup lama menunggu," semangat Khanza.
Mengulas senyum, Arif pun pamit pada Randra. "Gue duluan Rand."
"Hm. Gue ganti baju dulu, nanti pasti menyusul ke sana," sahut Randra.
Eits. Khanza menyipitkan mata. Kenapa Randra juga mau ke rumahnya? satu pertanyaan itu bersarang di otak Khanza, tapi menurutnya akan bagus kalau sahabat Arif itu ke rumah. Pasti makin rame.
