"Kak Sisi di dapur ya Za?" tanya Zay pada Adiknya yang diam saja.
"Iya Kak," sahut Khanza.
"Ya sudah, Kakak pamit dulu. Kalian lanjutkan saja keseruan kalian." Zay bangun dari duduknya, merenggangkan otot, ia rasanya capek sekali hari ini.
"Terima kasih untuk semuanya ya Kak," ucap Arif tulus.
Zay mengulas senyum. "Sama-sama." Melirik Khanza, Zay pun mengacak rambut sang Adik sebelum pergi. "Jangan marah-marah mulu, nanti cepat tua."
"Ish apa sih Kak, siapa juga yang marah," elak Khanza mencebikkan bibirnya, melirik sinis pada Arif ia tak membalas sama sekali senyum tipis kekasihnya itu.
"Baguslah kalau kamu tidak marah," tanggap Zay yang berlalu dari sana. Menghampiri sang istri dan sang Mama di dapur, ia pun hanya sekedar ingin melihat dua wajah cantik itu sesaat saja. Lalu ia memutuskan untuk rehat ke kamar sebelum makan malam tiba.