"Ayah kamu sudah Kakak kasih tahu masalah kecelakaan ini." Zay membuka suara kala memastikan Khanza sudah menjauh dari sana.
Arif mengulas senyum miring. "Harusnya Kak Zay bilang memang aku yang kecelakaan. Biar dia puas karena ini adalah hasil bisnisnya."
Sejak Zay memberikan vidio tadi, Arif sekilas sudah mengerti. Kalau kecelakaan itu ada sangkut pautnya dengan masalah yang terjadi akhir-akhir ini.
Zay menghembuskan napas kasar, mendekat pada Arif dia menepuk bahu lelaki itu. "Ayah kamu sangat khawatir sama kamu. Bahkan beliau tadi sempat bilang kalau Bunda kamu pingsan. Orang tua hanya ingin yang terbaik untuk anaknya, mungkin sekarang kamu tidak mengerti bagaimana pentingnya harta, tapi kelak kamu akan mengerti bagaimana menjadi orang tua yang pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya."