Arif dan Vera mengekor arah telunjuk Randra. Sama-sama kaget kala mengetahui hanya meja Khanza dan Dealah yang kosong di kantin itu.
"Bagaimana?" desak Randra sekali lagi.
Vera menyunggingkan senyum miring. "Tidak ada pilihan lain, mau tidak mau kita gabung di sana. Dari pada tidak duduk sama sekali," tanggap kekasih Arif tersebut. Bukankah malah bagus, licik batin Vera. Dia akan lebih leluasa mengacak-acak hati Khanza.
"Oke, tapi ada syaratnya," sahut Arif. "Ver, lo jangan bikin ulah di sana, kalau sampai lo bikin ulah, gue nggak akan mau ke kantin bareng lo lagi," ancam Arif.
"Oke." Bibir Vera pun maju lima sentimeter.
Sontak Randra berjalan lebih dulu. "Za, kita boleh ikut gabung di sini?" izin Randra sopan pada Khanza. Semenjak kejadian Arif drag bersama Faizal dan Randra menghubungi gadis cupu itu, semenjak itu lelaki kadal tersebut lebih lembut memperlakukan Khanza.
"Eh nggak boleh! Cari meja lain sana!" balas Dea.