Perih, luka yang kau berikan. Namun kubersabar menunggu waktu yang tepat untuk membalaskan. Sedih mendapati kenyataan, waktu diri merasakan sayang, kau justru berubah mengacuhkan. Kau berpaling muka, memberikan cinta untuknya. Telah mendua sementara aku menggenggam siksa. _Vera Anggaraini_
"Argh!" Vera membanting ponselnya ke kasur. "Sudah kuduga," ujarnya.
Gadis manis berlesung pipi itu pun tak kaget saat ada sebuah nomor tanpa nama mengiriminya beberapa potret mesra Arif dan Khanza.
"Baiklah. Gue kasih lo waktu buat bahagia dulu cupu," gumam Vera. "Setelah ini gue pastikan lo akan masuk dalam permainan gue."
Menyambar tas, Vera pun mengambil lagi benda pipihnya. Rasa kecewa tentu saja ada, tapi sebisa mungkin ia meredam dulu amarahnya. "Hallo Sayang? Oh kamu sudah di depan. Oke, tunggu aku keluar ya?"
