"Dasar Kak Zay, awas saja nanti. Perutku sampai sakit seperti ini. Ah habis sudah semua makanan pagi ini."
Benar saja, Khanza terus menggerutu. Membasuh muka, ia sudah mulai sedikit baikan. Keluar dari kamar mandi, gadis cupu itu siap beraksi membalas tingkah sang Kakak.
"Kak Zay!" jerit Khanza.
"Kakak kamu sudah berangkat," sahut sang Mama. "Sudah ah, kalian berdua memang selalu saja ribut kalau terkumpul," lanjut wanita paruh baya yang hapal sekali kelakuan para anak-anaknya. Sehabis ini pasti pertempuran itu akan berlanjut lagi nanti, entah sore atau makan malam lagi.
"Nanti pas terpisah, pasti sama-sama tak sabar pingin ketemu," imbuh Sisi. Dia ingat waktu kemarin mereka bulan madu. Yang seharusnya tujuh hari di Bali, hanya menjadi tiga hari. Zay berulang kali menelpon sang Papa menanyakan kabar adiknya. Dan Khanza terus saja menchat Sisi meminta agar mereka kembali segera.
