"Kunjungan menyenangkan yang kita lakukan di sini, Nak, tapi aku harus segera." Dia meletakkan tangannya di gagang pintu krom truknya, dan aku mendengar keempat pintu terbuka secara bersamaan dengan klak yang rapi. Entri tanpa kunci—mewah.
Sementara itu, pintu-pintu di Bandung Aku bahkan tidak terkunci lagi. Tidak seperti orang yang ingin mencuri barang atau koleksi kaset yang Aku simpan di kotak sarung tangan.
"Ke mana kamu pergi? Kamu baru saja tiba di sini. "
Dia membuka pintu dan memanjat ke dalam. "Rapat."
"Pertemuan apa?" Aku meletakkan tanganku di atas pintu agar dia tidak menutupnya.
"Kamu tahu. Rapat."
"Jadi tolong aku Tuhan, jika aku tahu kamu bergabung dengan turnamen poker online itu lagi—"