Angga merasa bosan. Ia sudah menyelesaikan semua persyaratan agar dirinya bisa mengikuti wisuda tahun ini. Ujian sidang tinggal menghitung hari. Lusa adalah waktunya. Angga tidak merasa takut apapun. Yang ia hawatirkan adalah Alexa. Ia memikirkan nasib Alexa. Jika ia menyelesaikan kuliahnya, tentu ia akan langsung melanjutkan studinya ke Amerika. Lalu bagaimana dengan Alexa yang ia tinggalkan di villa? Apakah pilihannya mengambil studi lanjutan ke Amerika adalah keputusan terbaik?
"Haish ... aku tidak bisa berhenti memikirkan Alexa!" rutuk Angga.
Setelah pagi tadi Bayu meninggalkan dirinya sendirian di kosan, Angga memilih untuk kembali melelapkan diri dalam mimpi. Tapi matanya tak bisa mengatup kembali. Bukan karena hari sudah beranjak siang, melainkan otaknya memikirkan Alexa.
Ia belum menelpon Alexa sejak semalam. Bukan karena melupakan Alexa, tapi malam tadi ia merasa sangat lelah, karena itu ia terlelap tanpa sadar di kamar Bayu dengan kondisi laptop masih menyala.