Matahari seolah enggan menampakkan sinarnya hari ini. Hingga hari merangkak sore, awan masih saja bergeming dengan warnanya yang kelabu.
Alexa masih bergeming dari posisi jongkoknya. Sedangkan Angga masih setia berdiri di sampingnya sambil menaungi Alexa dengan payung hitamnya. Itupun atas inisiatif Angga. Jika tidak, tentu saja hujaman panah air langit sudah kuyup mengguyur tubuh Alexa.
Alexa masih terisak. Ia menangisi pusara ibunya. Ya! Nyonya Renata sudah tenang berbaring di dalam tanah sana. Teringat awal kejadian hingga Alexa dan Angga bisa berada di pemakaman ini. semua bermula saat pagi tadi.
8 jam sebelumnya...
Alexa mengerjapkan matanya perlahan. Sinar matahari yang menerobos dari celah jendela kamarnya mengusik tidurnya yang lelap. Ia memicingkan matanya karena silau dari sinar matahari.
"Mmm ... "
Alexa menggeliat kecil, berusaha meregangkan otot-otot yang kaku karena tidur yang tak beraturan, namun cukup membuatnya nyaman.
"Astaga, ini apa? !" desisnya.