Sudah dua hari sejak hari itu mereka bertengkar, Angga dan Alexa tak bertegur sapa. Keduanya sama-sama keras kepala, mempertahankan egonya masing-masing.
Perkara makan malam menjadi rutinitas yang sangat dingin. Meski masih dalam masa pertengkaran, Angga tetap memikirkan urusan makan untuk Alexa. Hanya yang membedakan dari biasanya adalah mereka tak pernah lagi makan di meja yang sama.
Angga lebih memilih makan di ruang televisi sambil menonton acara televisi meski pikirannya tak berpusat pada acara di dalam benda kotak itu ketimbang harus makan berhadapan dengan Alexa.
Batin mereka tersiksa. Namun meski begitu, ego mereka lebih besar dari rasa tersiksa itu.
"Aku gak nafsu makan."
Alexa mendorong piring makannya ke tengah meja. Rasanya tak enak makan malam sendirian seperti itu.
Alexa beranjak ke dapur untuk membuang makanannya. Langkahnya terhenti ketika suara dehem dari belakang tubuhnya.
"Ehem! Makanmu gak habis. Kenapa? Kamu gak suka menu lauknya?"