"Ah, iya. Maaf. Aku ... melewati batas. Maaf Alex, aku ... bukan maksud aku ... "
Angga tergagap menyadari kebodohannya. Padahal ia sudah berjanji tidak akan mengungkit bahkan memaksakan perasaannya lagi pada Alexa. Entah mengapa, kalimat itu meluncur dengan lancar begitu saja tiap kali mata Angga menatap lurus ke dalam netra Alexa. Seolah ia menemukan tempat yang sangat ia butuhkan untuk melabuhkan perasaan cintanya. Dalam hatinya, ia meyakini bahwa Alexa memiliki perasaan yang sama dengan dirinya, tapi mengapa sulut sekali membuat Alexa mengakui perasaan itu.
Angga mengalihkan pandangannya dari wajah Alexa. Matanya sengaja ia ajak mengudara menatap sekitar untuk menetralkan perasaannya.
Alexa termangu. Entah respon apa yang seharusnya ia tampilkan di depan laki-laki yang selalu menemaninya di saat suka terlebih saat duka seperti saat ini.
"Mmm ... Alex, aku ... aku bayar makanan dulu. Kamu tunggu aku di luar kantin saja ya," ujar Angga kikuk.