Meskipun desa tempat Alexa dan Angga bertugas tergolong sudah sedikit modern, tapi jalanan yang harus ditempuh oleh Angga dan Alexa tak mudah yang mereka kira.
Pasalmya, jalanan di desa itu memiliki banyak rambu-rambu lalu lintas.
"Intan gak mau, dia gak mau kuajak pergi karena sudah lewat jadwalnya. Dia bilang gak mau menyakiti Ahra dengan diam-diam aku mengajaknya jalan dan menginap semalam lagi bersamanya di hotel."
"Neng, pintunya a'a dobrak ya!"
Aku melempar boneka Aira ke atas ranjangku, kesal. Ia terkesiap nampak kaget dan takut aku marah padanya.
Perlahan tangis Ahra mereda. Aku
Aku langsung menyerbu pinggangnya. Ku gelitiki pinggangnya sampai menjerit-jerit minta ampun.
"Coba dulu lah mba. Siapa tau 'kan bisa cocok. Mau ya, mba?" desaknya.
"Kamu harus bahagia, nak. Kamu harus bebas dari perasaan bersalah ataupun takut. Belajarlah membuka diri untuk menerima seorang laki-laki. Jangan menutup diri" ucap ibunya. Ada genangan air mata di pelupuk mata ibunya.
