Chereads / My Idol is My Illusion / Chapter 32 - Grizelle Mengungkapkan Rasa

Chapter 32 - Grizelle Mengungkapkan Rasa

Rery menatap Grizelle lekat-lekat. Tanpa menjawab pertanyaan wanita itu, Rery berlari menjauh. Ia segera menuju basement dan melajukan mobilnya.

Grizelle yang masih berada di depan pintu tidak mengerti apa yang terjadi dengan bosnya. Wanita itu menunggu cukup lama di luar, berharap idolanya segera kembali. Namun, karena tidak ada tanda-tanda kembali, Grizelle pun segera masuk dan meletakkan belanjaannya di meja.

"Sebenarnya Bo kenapa?" Karena merasa khawatir, Grizelle mengirim pesan singkat untuk Rery. Sembari menunggu balasan, wanita itu kembali ke kamarnya dan berbaring. Meninggalkan belajaan yang sudah ia beli.

"Bo, sudah lama tidak bertemu, aku merindukanmu," ucap Grizelle saat matanya mengarah ke poster di atasnya.

Waktu terus berjalan, Grizelle masih merasa gelisah di tengah penantiannya menunggu sang idola kembali. Dia juga tidak hanya sekali dua kali mengecek ponsel, mungkin jika dihitung sudah puluhan kali ia melihat pesan yang belum di baca oleh idolanya.

"Apa ada masalah darurat yang harus ditangani Bo?" Grizelle mengambil posisi duduk. "Ah, ya sudahlah, mungkin memang begitu. Lagi pula aku bisa tanya nanti," ucapnya.

***

Di sisi lain, Rery yang berada di mobil melajukan kendaraannya menuju tempat tinggal manager. Dia tidak berencana kembali ke apartemennya karena rasa syok yang masih ia rasakan.

Ting ... tong ...

Suara bel berbunyi, pria yang ada di dalam rumah segera keluar begitu mendengar suara itu.

"Rery? Kenapa kamu di sini?" tanya manager yang terkejut dengan kehadiran Rery.

"Kak, malam ini aku akan menginap di sini," jawabnya sembari berjalan melewati manager. Ia bahkan belum dipersilakan masuk, tetapi ia langsung duduk dan bersandar.

"Apa-apaan ini? Bukankah kamu pergi menginap? Lalu di mana Grizelle?" Manager menutup pintu dan menghampiri Rery. "Apa ada masalah?" tanyanya lagi saat tidak mendapat jawaban dari Rery.

Suasana hening, Rery sama sekali tidak membuka mulutnya. Manager yang tahu bahwa pria itu enggan menjawab segera mengalihkan topik. Ia mengijinkan Rery menginap dan menggunakan kamar tamu.

"Ya sudah, kamu tahu kan di mana kamar tamunya? Aku akan kembali ke kamarku dan istirahat," ucap manager sembari menepuk pundak Rery. "Ah, lelahnya!" keluh pria yang tengah berjalan menuju kamarnya sembari meregangkan tubuh.

Karena merasa ada yang tidak beres, manager segera menghubungi Grizelle. Tidak menunggu lama, panggilan di antara keduanya pun tersambung.

"Halo? Ada apa, Kak?" tanya Grizelle begitu telepon terhubung.

"Ah, maaf mengganggu. Apa ada sesuatu yang terjadi?" Manager balik bertanya. "Rery maksudnya. Dia tiba-tiba kemari meski bilang akan pergi denganmu," imbuhnya.

"Tidak ada apapun. Bos tiba-tiba pergi setelah saya kembali dari membeli makanan. Apa semua baik-baik saja, Kak? Kupikir Bos ada pekerjaan darurat jadi pergi."

"Oh begitu. Ya sudah kamu nikmati saja liburanmu. Dia aman bersamaku. Umm ... kamu bisa pulang sendiri kan besok?" tanya manager.

"Te-tentu!"

Setelah percakapan itu berakhir, Grizelle yang sempat khawatir mulai merasa tenang. Namun, rasa penasaran akan apa yang terjadi dengan idolanya masih mengusik pikiran wanita itu.

"Sudahlah, jangan dipikirkan. Lagi pula ada seseorang yang merawatnya di sana," ucap Grizelle sembari mengambil posisi tengkurap.

Wanita yang memainkan ponsel, melihat rekaman ulang mengenai konser-konser idolanya yang sudah berlalu. Dia terus saja terkesima dan merasa tidak menyangka bahwa sebentar lagi akan melihat konser itu secara langsung.

Jantung Grizelle berdetak kencang karena melihat rupa sang idola. Meski sering melihatnya, ia masih saja terpana akan ketampanan pria itu. Bahkan tanpa sadar dia tersenyum sendiri hanya karena gambar dan video yang dilihatnya.

Sudah lama tidak menikmati waktu santai seperti itu, Grizelle berniat untuk begadang dan menikmati liburan singkatnya. Meski sudah berniat seperti itu, seolah takdir tidak mengijinkan, wanita itu pun terlelap dengan ponsel yang masih menyala. Alih-alih melihat video, justru dialah yang dilihat oleh videonya.

Denting suara jam memberi sedikit irama pada malam sunyi yang tengah menyelimuti. Wanita cantik yang tengah terlelap mulai memimpikan sang idola yang diidam-idamkannya.

Grizelle mengutarakan perasaan pada sang idola dan berakhir mendapat pengakuan yang sama. Dalam kenyataan yang tidak nyata itu, tergambar jelas hubungan mereka yang begitu baik. Namun, seketika mimpi indah itu berubah menjadi bunga tidur yang menyakitkan. Dengan alasan yang tidak diketahui, sang idola mulai marah dan meninggalkan Grizelle.

Wanita yang tidak tahu akan maksud idolanya itu mulai menangis, ia meminta agar Rery tidak pergi meninggalkannya. Dia juga bertanya apa yang salah hingga ia diperlakukan seperti itu. Namun, bukan jawaban yang ia dapat, melainkan kata pisah yang sudah menghancurkan hubungan yang belum lama terjalin.

Kring ... kring ... kring ....

Suara jam weaker yang sudah disetting Grizelle sejak memasuki kamar mulai membangunkan wanita yang tidak sengaja tertidur. Grizelle yang merasa jantungnya masih berdetak kencang mencoba mengingat mimpinya. Ia hanya teringat beberapa kejadian saja, terlebih lagi saat sang idola meninggalkannya, kejadian itu tergambar jelas di ingatannya saat ini.

"Hah, ini pasti gara-gara Bo tiba-tiba pergi, aku jadi bermimpi seperti ini," ucapnya sembari memegang dahi dengan satu tangannya.

Tangan satunya yang sedang senggang berusaha mencari ponsel. Ia akhirnya mendapatkan ponsel yang tertutup dengan bantal.

"Astaga, baterai ponselku habis. Semalaman pasti nyala terus." Grizelle bangkit dari posisinya hendak mengambil pengisi daya, tetapi ia teringat bahwa tidak membawanya. Akhirnya wanita itu pun kembali berbaring dan menikmati waktu tanpa melakukan apapun.

Saat jarum jam menunjukka pukul delapan pagi, wanita itu bergegas mandi dan memakan makanan yang ia beli semalam. Sebenarnya Grizelle berencana pulang sore nanti, tetapi karena ponselnya mati, ia khawatir bahwa idolanya akan menghubunginya. Jadi, wanita itu memutuskan untuk pulang lebih awal.

Perut sudah diisi meski belum terlalu kenyang, keadaan rumah sudah dicek dan dipastikan semua aman. Kini wanita yang mengenakan pakaian lamanya mulai melangkah keluar pintu dan menguncinya dari luar.

Dengan menggunakan bus, Grizelle pergi menuju pusat kota. Perjalanan yang ia lalui memakan waktu sedikit lebih lama, karena bus harus mencari banyak penumpang sekaligus. Sebenarnya wanita itu ingin naik kereta, tetapi ia mengurungkan niat.

Alasan Grizelle tidak pergi dengan menggunakan kereta karena wanita itu menyempatkan diri untuk membeli hadiah yang akan ia berikan pada Rery. Dia tahu tempat menjual barang yang dicarinya jauh dari stasiun, itulah kenapa ia akhirnya pergi dengan menaiki bus.

Begitu tiba di pusat kota, wanita itu memesan taksi dan segera pergi menuju apartemen Rery. Setelah beberapa jam berada di jalanan, kini Grizelle akhirnya tiba di apartemen. Dia sudah berdiri di depan pintu dan mulai membukanya dengan harapan mendapat sambutan atau setidaknya bisa menatap sang idola yang tersenyum karena kehadirannya.

"Bos!" teriak Grizelle begitu pintu terbuka. Ia segera melangkah masuk dan menutup kembali pintu yang dibukanya.

"Eh?"