Menghadapi suasana seperti itu, Raka benar-benar tidak tahu apa lagi yang bisa dia katakan selain iri dan cemburu.
Rumah yang begitu hangat adalah rumah orang lain. Hanya saja keluarga ini kehilangan seorang ayah. Dan ayah itu kebetulan adalah Arsy yang berhati dingin.
"Kak Arsy, lihat betapa bagusnya kedua anakmu, dan Ellys juga wanita yang lembut, jadi mengapa kamu tidak terpikirkan sama sekali?"
Raka menggelengkan kepalanya di sana, dan tiba-tiba merasakan hawa dingin di belakangnya, seolah-olah seseorang sedang menatapnya. Raka menoleh, setelah melihat mata yang penuh kebencian dan kedinginan itu, Raka diam-diam berdoa pada dirinya sendiri: "Berkatilah orang tua itu! Saya belum ingin mati."
Saat pintu terbuka, Raka bisa melihat ekspresi Arsy dengan jelas.
Melihat hal tersebut, dia sudah tahu apakah itu berkah, atau kutukan, tetapi nyawanya tidak akan terselamatkan. Raka hanya bisa meminta Arsy untuk tidak terlalu kejam saat berhadapan dengannya.
