"Mereka sengaja membuat berita seburuk mungkin dan harus menarik, agar pemberitaanmu tidak pernah habis, dengan begitu karakter aslimu di lupakan orang."
Rosse hanya diam, dia tidak perduli bagaiamana pendapat dan kesimpulan Rich. Lagipula sejak kecil tidak ada satu pun orang yang mengenal karakternya, dan dia sudah terbiasa untuk itu.
"Aku tidak perduli." Putus Rosse, dia menatap keluar jendela. Para pekerja yang sedang merawat bunga tampak serius memperhatikan setiap helai daun, agar tidak ada hama.
"Kalau kau tidak perduli. Kau tidak akan tertekan seperti ini." Rich tidak suka Rosse yang membuat jurang untuk dirinya sendiri dan nyaman berada di dalam sana, tanpa membiarkan siapa pun menolongnya.
"Aku bukan manusia super, ada kalanya merasa Ielah. Manusiawi, setelah istrahat sejenak semua akan kembali normal." Rosse menatap lekat Rich, beberapa saat mereka saling mengunci tatapan, setelah itu Rosse kembali melanjutkan.