"Jadi selama ini kamu tidak bahagia hidup bersama ibu dan ayah, Gakyoung-a?" tanya Seojin tanpa melihat anak gadisnya yang kini tengah menyesali perkataannya sendiri.
Krieeettt
"Ibu..."
Seojin yang baru saja beranjak dari tempat duduk tersenyum pada Gakyoung lalu menepuk pundak anak gadisnya itu pelan, "Ibu akan istirahat sebentar, mendadak kepala ibu terasa pusing. Jika sudah selesai makan taruh piringnya di washtafel biar nanti ibu yang mencucinya." ucap Seojin lalu melirik suami dan anak sulungnya secara bergantian.
"Apa perlu aku temani?" tanya Seojun memberi penawaran.
Pria itu tidak semata-mata ingin berduaan dengan sang istri, karena dia tahu apa yang tengah dirasakan oleh istrinya setelah mendengar perkataan Gakyoung tadi.
Jujur ia merasa sakit hati, tidak berbeda jauh dengan sang istri. Namun, Seojin masih berusaha terlihat baik-baik saja buktinya dia masih bisa memberikan senyuman terindahnya pada sang putri.