Tang Guo adalah tamu istimewa yang diundang ke perjamuan ini dan ia menyanyi di acara tersebut.
Tang Guo menghitung waktu dengan akurat. Ia mulai menyanyi saat ia menemukan seorang pria akan meninggalkan perjamuan itu dengan wajah yang tidak sabar.
Gadis itu mengenakan gaun berwarna biru dengan bahu setengah terbuka. Ia masih suci dan manis, serta terlihat memegang mikrofon di tangannya dengan anggun. Saat nyanyiannya terdengar oleh semua yang hadir di pesta perjamuan itu, sepasang matanya yang sepertinya bisa berbicara juga akan menariknya ke dunianya.
Awalnya, pesta perjamuan itu berlangsung cepat dan singkat. Semua tamu yang hadir sebelumnya merasa cemas, namun suara nyanyian gadis itu begitu menenangkan.
Hampir tak ada hadirin yang mengucapkan sepatah kata pun. Mereka dengan cermat mendengarkan nyanyian yang terdengar oleh telinga mereka. Para pelayan juga tidak berani terlalu banyak bergerak saat mereka menuangkan anggur ke gelas para tamu.
You Yu berdiri di sudut ruangan. Ia tak bisa menahan napasnya. Dengan atmosfir pesta perjamuan seperti ini, Tang Guo tidak bisa populer, bahkan Tuhan pun tidak berpihak kepadanya.
Waktu untuk sebuah lagu terasa sangat singkat.
Para tamu yang hadir seolah baru saja terbangun dari mimpi saat melihat gadis yang ada di atas panggung.
Mereka begitu terobsesi, mabuk, dan dengan apresiasi yang tulus, mereka mempunyai pemikiran yang berbeda secara alami.
"Nyanyian Nona Tang benar-benar berbeda." Yang mengucapkan kata-kata ini adalah seorang pria paruh baya yang lembut dan anggun. Dilihat dari bentuk tubuhnya, sepertinya ia melakukan perawatan tubuh dengan baik. Ia adalah pembawa acara dalam pesta perjamuan ini. "Kita benar-benar tidak salah mengundang Nona Tang dalam pesta kali ini."
"Entah apakah Nona Tang bisa diundang untuk acara pesta berikutnya?"
Bibir Tang Guo melengkung dan ia menjawab dengan mantap, "Tentu saja bisa."
Suara gadis itu membuat Leng Rui tersadar.
Entah mengapa, saat ini Leng Rui tidak berencana untuk meninggalkan tempat itu.
Beberapa orang yang ada di sekitar Leng Rui saling mengedipkan mata dan melihat mata Tang Guo yang penuh gairah.
"Nona Tang, saya telah mendengar lagu-lagumu sebelumnya. Saya tidak menduga ternyata Nona Tang masih begitu muda dan keahlian menyanyi Anda begitu bagus! Lagu-lagu Anda semuanya ada di ponsel saya dan saya mendengarkannya hampir setiap hari."
"Setelah mendengarkan Nona Tang menyanyi secara langsung, saya baru tahu bahwa suaranya lebih sempurna daripada rekamannya."
Berbagai macam pria mengelilingi Tang Guo dan memujinya. Saat Leng Rui melihat adegan ini, ia tidak bisa berpikir apa-apa, tapi ia teringat akan mimpi yang dialaminya sebelumnya.
"Leng Rui, ini sugar daddy-ku yang baru."
"Leng Rui, ada banyak pria yang menungguku di belakang dan ingin memelukku."
Mimpi itu seolah-olah kutukan yang mengelilingi pikiran Leng Rui. Senyuman yang awalnya ada pada wajah gadis itu seolah-olah memudar.
Leng Rui mendongakkan kepala lagi. Gadis yang dikelilingi banyak pria itu kini telah menghilang.
Leng Rui mengerutkan keningnya dengan kesal. Ia memadamkan puntung rokoknya dan pergi begitu saja.
"Tuan Leng, bagaimana jika tunggu dulu."
Leng Rui melirik kepada orang yang bicara itu. Apa artinya ini?
Orang yang berbicara itu terlihat gugup. Namun, saat memikirkan persiapannya sendiri, ia menjadi lebih berani.
"Kami sudah menyiapkan hadiah khusus untuk Tuan Leng. Sebaiknya Tuan Leng menontonnya dulu sebelum pergi."
Leng Rui langsung mengerti apa maksudnya. Ia sudah menduga bahwa hadiah khusus yang akan diberikan adalah wanita.
"Tidak perlu."
Beberapa dari orang itu menyaksikan Leng Rui pergi dan merasa frustrasi.
Jelas-jelas bahwa Tang Guo menganggap hubungannya dengan Leng Rui begitu serius. Mengapa dia justru tidak tertarik?
"Dia pergi begitu saja?" Seseorang bertanya dengan ragu.
Seorang yang lain berkata, "Sayang sekali jika gadis secantik Tang Guo dilepaskan begitu saja. Kesempatan seperti ini sangat langka. Tang Guo adalah penyanyi pendatang baru yang masih bersih dan bernilai tinggi. Setelah beberapa saat kemudian, ia sudah tidak segar lagi."
"Leng Rui memang tidak menginginkannya, tapi bukan berarti orang lain tidak mau."
"Benar. Dia tidak bisa mendapatkan apa-apa sama sekali."
Sopir sudah menunggu di luar aula pesta itu. Leng Rui membuka pintu mobil dan duduk di dalamnya. Terlihat seorang pria paruh baya gemuk dengan perut buncit dan penampilan berminyak.