"Apa yang terjadi!" Dengan dahi yang dipenuhi keringat dingin, Qin Siyuan menatap sepupu Lin Qi.
Tidak seperti Qin Siyuan, sepupu Lin Qi justru terlihat sangat tenang. "Ini adalah keterampilan seorang peretas yang handal. Sistem seperti ini langsung muncul sebagai pembalasan karena kliennya tak mau membayar hak yang seharusnya ia terima!"
"Bicara yang jelas!" ujar Qin Siyuan dengan suara rendah.
Sepupu Lin Qi menyandang tas punggungnya. "Artinya, sebelum dia menerima seluruh uangnya dan perjanjian awal dipenuhi oleh kliennya, sistem akan kembali ke keadaan semula, bahkan... seperti sekarang ini."
Setelah terdiam sejenak, dia melanjutkan penjelasanya. "Biasanya peretas akan memberi master programmer waktu 10 menit untuk mengatasi semuanya, tetapi aku tidak tahu bagaimana dengan gadis ini."
Begitu sepupu Lin Qi selesai bicara, Kakek Qin langsung berujar dengan suara serak. "Cepat transfer uangnya… cepat lakukan!"
Kakek Qin adalah pria tua yang berjalan dengan bantuan tongkat. Sekarang dia dibuat kelabakan oleh Gu Anxi hingga hampir pingsan.
Gu Anxi ini sungguh gadis yang sangat beracun.
Sangat beracun!
Shen Wanqing tertegun. Dia tidak tahu dan benar-benar tidak bisa membayangkan kalau Gu Anxi ternyata memiliki keterampilan yang langka seperti itu.
Gu Anxi sebenarnya sehebat ini.
Kuku-kuku jari Shen Wanqing menekan pahanya kuat-kuat hingga hampir melukai kulitnya. Bahkan ia juga menekan bibirnya.
Tapi dia segera beralih menenangkan Kakek Qin dengan tatapan lembut. "Kakek Qin, aku tahu bahwa Kakek sangat marah pada Anxi, tapi Kakek tetap harus menjaga kondisi tubuh Kakek ."
Kakek Qin benar-benar sangat marah hingga rasanya ingin memaki siapapun yang berani mendekatinya.
Qin Siyuan tidak berani menunda perintah kakeknya. Dia segera mentransfer 40 juta sisanya ke rekening Gu Anxi. Setelah dia selesai mentransfer, seketika station prosesor utama berhenti mengeluarkan suara, dan layar komputer juga kembali berjalan normal. Beberapa baris tulisan bergerak perlahan di layar.
'Kota Qingcheng memiliki pemandangan gunung dan sungai yang indah. Cocok untuk perawatan lansia'
'Kota Qingcheng memiliki pemandangan gunung dan sungai yang indah. Cocok untuk perawatan lansia'
'Kota Qingcheng memiliki pemandangan gunung dan sungai yang indah. Cocok untuk perawatan lansia'
...
Kakek Qin semakin terbakar amarah. "Berani-beraninya dia mengejek usia tuaku dengan kata-kata ini!"
"Kakek Qin, jangan terlalu berpikir negatif." Shen Wanqing meyakinkan pria dengan lembut, tapi kemudian dia mengubah kata-katanya menjadi hasutan. "Tapi Anxi memang benar-benar tidak tahu diri. Kakek tidak perlu marah hanya karena dia."
Qin Siyuan masih menatap ke layar dengan serius, seolah takut sesuatu yang buruk akan terjadi lagi.
Sepupu Lin Qi mengambil tasnya lagi dan berjalan keluar ruangan.
Namun, ketika berjalan sampai ke pintu, tiba-tiba dia menoleh dan berujar, "Sejauh ini, tidak ada yang pernah melihat Raja Hacker di dunia peretasan."
Qin Siyuan mengerutkan keningnya.
Qin Han langsung menyahut. "Maksudmu, ada kemungkinan kalau Gu Anxi adalah Raja Hacker?"
Sepupu Lin Qi menggelengkan kepalanya. "Ya atau tidak, tidak ada yang tahu."
"Kenapa?"
"Karena itu Raja!" Sepupu Lin Qi tertawa. "Bagaimana mungkin kalian bisa tahu? Selama ini kan dia menyembunyikan identitasnya agar tidak diketahui semua orang."
Pada saat Sepupu Lin Qi keluar, ia melihat notifikasi di ponselnya. Uang senilai 5 juta masuk ke dalam rekeningnya.
Dia mengaitkan bibirnya, menunjukkan senyum penuh arti. Sangat menyenangkan berurusan dengan orang yang menepati janji, dan juga orang-orang di keluarga ini... haha!
Akhirnya semua orang luar sudah pergi dari kantor. Ketiga pria dari Keluarga Qin semuanya sangat kelelahan setelah sekian lama dibuat tegang dan tertekan oleh si peretas itu, belum lagi Gu Anxi yang membuat mereka kesal.
Kakek Qin naik ke mobilnya dan kembali ke rumah. Sementara itu, Qin Han beristirahat di kantor, tapi dia masih belum dapat tenang.
Qin Siyuan mengambil kunci mobil dan mengantar Shen Wanqing pulang. Dia tidak banyak bicara di sepanjang perjalanan.
*****
Gu Anxi keluar dari Perusahaan Qin, lalu langsung naik taksi dan turun di rumah sakit.
Bukannya pergi ke kamar inap ayahnya, gadis itu pergi ke laboratorium pribadi Bo Xichen.
Saat Bo Xichen sedang sibuk mempelajari dokumen di mejanya, tiba-tiba ada seseorang yang duduk di seberangnya.
Dia mengangkat pandangannya dan cukup terkejut saat melihat orang yang duduk di depannya ini.
"Aku akan tidur di sini sebentar," kata Gu Anxi sambil meletakkan kepalanya di atas meja kerja Bo Xichen.
Baru beberapa detik berlalu, tapi Gu Anxi sudah tampak benar-benar terlelap.
Bulu matanya yang panjang bergetar lembut seperti sikat kecil. Kulitnya yang seputih porselen tampak lebih indah di bawah cahaya lampu. Begitu halus dan tampak rapuh, seolah dapat rusak karena hembusan napas saja.
Mata Bo Xichen yang sedingin es itu menatap wajah Gu Anxi untuk waktu yang lama sebelum akhirnya dia menarik kembali pandangannya. Tetapi setelah beberapa saat, pandangan Bo Xichen tertuju ke Gu Anxi lagi.